Senin, 16 April 2012

Keindahan dan Karya cipta

Keindahan

C.Keindahan dan Karya cipta

1. Kontemplasi dan Estansi

Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam dirt manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam din manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni taii, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga wama-wami, dan lain-lain.

APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lru berarii bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebcnamya, justru tidak indah. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan; misalnya marah dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tidak berharga kemudiah menangis meraung-raung, itu berarti tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya.

Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

2. Keindahan, Keserasian dan Kehalusan

Dalam diri manusia terdapat faktor kontemplasi dari ekstasi, oleh karena itu keindahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia membutuhkan keindahan. Dalam keindahan tercermin unsure keserasian dan kehalusan.

Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Keserasian itu dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas.

Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan mengembirakan orang lain. Kehalusan itu dikatakan indah karena lemah lembut, rendah hati, sopan santun, baik budi bahasa, beradab, serta bermoral.

3. Kreatifitas dan Karya Cipta

Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang merupakan kebutuhan kodrat. Karena itu, manusia berusaha menciptakan keindahan untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan, manusia beraktivitas menghasilkan karya cipta, karya cipta itu di dasari dan di pengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan yang terjadi dalam masyarakat.

Tujuannya dapat dilihat dari segi nilai kehidupan manusia dan manfaat bagi manusia secara kodrat dan tujuan para penulis menciptakan keindahan dan sekaligus mengungkapkan keburukan melalui karya cipta mereka :

  1. Nilai dan System nilai yang sudah usang

Nilai dan system nilai budaya yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan kemajuan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya pingitan, kawin paksa, derajat wanita lebih rendah dari pada pria, perbedaan perlakuaan antara pria dan wanita, etnis yang satu lebih unggul dari pada etnis lain, dan pembatasan hak-hak suatu kelompok.

B. Kemerosotan Moral

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai oleh kemerosotan moral. Hal ini dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual dipenuhi tanpa menghiraukan ketentuan hukum dan agama serta moral masyarakat.

C. Penderitaan Manusia

Banyak faktor yang menyebabkan manusia menderita. Akan tetapi, yang paling menentukan adalah faktor manusia itu sendri. Manusialah yang menyebabkan manusia lain menderita karna nafsu kekuasaan, keserakahan, ketidak hati-hatian, dan sebagainya. Dimana-mana terjadi pemberontakan, perang, kecelakaan, kelaparan, dan keracunan yang menimbulkan banyak korban tak berdosa.

D. diskriminasi atau asal usul

Semua manusia diciptakan sama dan diberikan oleh penciptanya dengan hak-hak asasi yang sama pula. Akan tetapi, dalam kehidupan bernegara atau berpolitik, manusia memperoleh perlakuan yang berbada karna asal usul atau etnisnya berlainan.

E. keagungan Tuhan

Keagungan tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteratuan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan tuhan. Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan tuhan, tetapi seindah-indahnya tiruan terhadap ciptaan tuhan, tidak akan seindah ciptaan tuhan itu sendri.

4. Pengaruh Keindahan Pada Jiwa Manusia

Pengaruh atau peran dari keindahan yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat mengakibatkan berubahnya situasi dan kondisi pada diri manusia, dampak dari keindahan dapat sangat dirasakan oleh manusia, keindahan bisa mengubah suasana yang tidak nyaman bisa menjadi nyaman, dapat menghilangkan galau, bahkan dengan seringnya kita melihat keindahan maka kesehatan jiwa kita akan sangat bagus, bahkan sugestinya baik pada tubuh dan psikologis kita.

Maka dari itu kita sangat membutuhkan keindahan, melalui apapun itu bentuknya yang paling bagus dari yang saya rasakan adalah keindahan alam dan keindahan lain yang paling memberikan dampak signifikan bagi fikiran saya.


Sumber:

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2178737-keindahan-keserasian-kehalusan/#ixzz1s5wsBkoAhttp://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2178737-keindahan-keserasian-kehalusan/http://dya08webmaster.blog.com/2010/05/19/manusia-dan-keindahan/

Keindahan dan Kebudayaan

Keindahan

B.Keindahan dan Kebudayaan

1. Hubungan Dengan Kebudayaan

Budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengelolah, memelihara ladang (menurut soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena kebudayaan tercipta dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta masnusia yang kesemuannya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Tak ada makhluk lain yang memiliki anugrah yang itu sehingga kebudayaan merupakan sesuatu yang agung dan mahal.

2. Keindahan Dalam Kebudayaan

Keindahan dalam kebudayaan merupakan keindahan sebagai salah satu sifat manusia dalam karya cipta manusia.

Didalam kebudayaan apapun pasti memiliki nilai keindahan, karena di dalamnya memiliki nilai estetika yang sangatlah enak dipandang, dan didalamnya kebudayaan memiliki keindahn yang mewakili sifat-sifat dari keindahan tersebut.

Kebudayaan sangat banyak jenisnya, ada yang mewakilu nilai-nilai Sosial, Spiritual, Perjuanfan, Mata Pencaharian, Kesenian dan lain-lain. Dan biasanya orang-orang banyak melihat keindahan yang ditampilkan melalui kesenian dari kebudayaan tersebut, padahal dari jenis kebudayaan yang lain pun terdapat nilai-nilai keindahan didalamnya.

Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Serta kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena kebudayaan telah diciptakan dari hasil rasa, karya, kasra dan cipta manusia yang kesempurnaannya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.

Sumber :

http://aqudanfisika.weebly.com/uploads/7/1/0/2/7102577/isd.pdf

Keindahan dan Estetika

Keindahan

A.Keindahan dan Estetika

1. Konsep Keindahan

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikniati keindahan. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena 1 itu tiruan lukisan Monalisa’tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

APAKAH KEINDAHAN ITU ?

Sebenamya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu bare jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah.

Jadi keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, wama, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.

2. Estetika dan Estetis

Dilihat dari perspektif sejarahnya, estetika merupakan cabang dari filsafat atau biasanya disebut dengan filsafat keindahan. Pada mulanya estetika disebut dengan istilah keindahan (beauty). Sementara istilah estetika baru digunakan sekitar abad ke-18.

Akar kata beauty (Gie, 1996:17) berasal dari kata Latin bellum dan akar katanya adalah bonum yang berarti kebaikan. Bonum kemudian mempunyai bentuk pengecilan bonellum yang kemudian dipendekkan menjadi bellum, sehingga makna beuty berhubungan dengan pengertian kebaikan.

Perlu diketahui pula bahwa secara etimologis beauty berhubungan dengan benefit, yang berarti bermanfaat dan berguna. Dalam bahasa Indonesia, kata indah selain memiliki makna yang sama dengan kata beauty juga bermakna peduli (akan), menaruh perhatian (terhadap). Oleh akrena itu, beberapa arti atau dari istilah keindahan mengimplikasikan adanya perhatian dari subjek terhadap objek. Makna yang dimaksud sangat dekat dengan pendaat Plato yang menyatakan bahwa langkah pertama dalam memperoleh pemahaman mengenai keindahan adalah mencintai atau memperhatikan.

Dalam arti luas, keindahan yang awalnya dikembangkan oleh bangsa Yunani sebernarnya mengandung nilai kebaikan, para filsuf Yunani mengungkapan bahwa keindahan mencakupi kebaikan yang diwujudkan dalah media yang menyenangkan.

Sementara keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Penyerapan tersebut bisa berupa visualisasi menurut penglihatan, secara audial menurut pendengaran, dan juga secara intelektual menurut keindahan. Dengan demikian, menikmati keindahan tidak hanya soal melihatnya saja, tetapi juga memahami secara cermat, menyelami makna dalam keindahan tersebut serta mengolahnya melalui kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia sebagai penikmat keindahan.

Bangsa Yunani sebagai bangsa yang memulai mengembangkan teori tentang keindahan juga mengenal keindahan dalam arti estetis atau estetika. Secara etimologis estetika berasal dari bahasa Yunani aistheta. Semantara dalam bahasa Inggris disebut dengan asthetics atau esthetics yaitu studi tentang keindahan. Orang yang menikmati keindahan disebut dengan aesthete, sementara ahli keindahan disebut dengan aesthetician (Ratna, 2007:4).

Dalam sejarah kesusastraan Barat, selama berabad-abad teori estetika didominasi oleh doktrin seni sebagai media pengajaran bagi pembaca, seni meniru alam, seni meniru ciptaan Tuhan. Namun dominasi tersebut mulai ditolak pada abad ke-19, pada masa Romantik yang berpendapat bahwa estetika merupakan aspek kehidupan yang hadir secara mandiri, bukan karena tiruan dan sebagainya.

3. Sifat Keindahan

Ø Keindahan itu kebenaran (bukan tiruan)

Ø Keindahan itu abadi (tidak pernah dilupakan)

Ø Keindahan mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan)

Ø Keindahan itu universal (tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat)

Ø Keindahan itu wajar (tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya)

Ø Keindahan itu kenikmatan (kesenangan yang memberikan kepuasan)

Ø Keindahan itu kebiasaan (dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa dan tidak indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah)

Sumber :

http://dya08webmaster.blog.com/2010/05/19/manusia-dan-keindahan/

http://deedeemjackson.blogspot.com/2012/04/definisiestetika-dilihat-dari.html